Cerita Sex Terbaru 2016 - Cerita Sex  Dewasa | Cerita Sex  Bergambar | Sedarah Cerita Mesum | Cerita Sex Remaja | Cerita Seks Panas | Cerita Seks Hot Cerita Dewasa Xxx  | Cerita Seks 18 -
Dulu waktu aku sma, aku selalu memilih dalam menyukai cewek. Aku tak pernah mendekati seorang cewek pun di sekolahan. Padahal bias dibilang aku bukan orang yang jelek-jelek amat. Para gadis sering histeris ketika melihat aku beraksi dibidang olahraga, seperti basket, lari dan sebagainya. Dan banyak surat cinta cewek yang tidak kubalas. Sebab aku tidak suka mereka. Untuk masalah pelajaran aku terbilang normal, tidak terlalu pintar, tapi teman-teman memanggilku kutu buku, padahal masih banyak yang lebih pintar dari aku, mungkin karena aku mahir dalam bidang olahraga dan dalam pelajaran aku tidak terlalu bodoh saja akhirnya aku dikatakan demikian.

Cerita Seks Yang Tertunda

Waktu kelulusan, aku pun masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di jawa timur. Di sini aku numpang di rumah bibiku. Namanya Tari. Aku biasanya memanggilnya Kak Tari, kebiasaan dari kecil mungkin. Ia tinggal sendirian bersama kedua anaknya, semenjak suaminya meninggal ketika aku masih kecil ia mendirikan usaha sendiri di kota ini.

Waktu pertama kali datang, aku sudah dijemput pakai mobilnya. Lumayanlah, perjalanan dengan menggunakan kereta cukup melelahkan. Pertamanya aku tak tahu kalau itu adalah Kak Tari. Sebab ia kelihatan muda. Aku baru sadar ketika aku menelpon hp-nya dan dia mengangkatnya. Lalu kami bertegur sapa. Hari itu juga jantungku berdebar. Usianya masih 32 tapi dia sangat cantik. Rambutnya masih panjang terurai, wajahnya sangat halus, ia masih seperti gadis. Dan di dalam mobil itu aku benar-benar berdebar-debar.

"Capek Dek Hadi?", tanyanya.
"Iyalah Kak, di kereta duduk terus dari pagi", jawabku. "Tapi Kak Tari masih cantik ya?"
Ia ketawa, "Ada-ada saja kamu".

Cerita Seks Yang Tertunda - Selama tinggal di rumahnya Kak Tari. Aku sedikit demi sedikit mencoba akrab dan mengenalnya. Banyak sekali hal-hal yang bisa aku ketahui dari Kak Tari. Dari kesukaannya, dari pengalaman hidupnya. Aku pun jadi dekat dengan anak-anaknya. Aku sering mengajari mereka pelajaran sekolah.
Tak terasa sudah sekitar 6 bulan lebih aku tinggal di rumah ini. Dan Kak Tari sepertinya adalah satu-satunya wanita yang menggerakkan hatiku. Aku benar-benar jatuh cinta padanya. Tapi aku tak yakin apakah ia cinta juga kepadaku. Apalagi ia adalah bibiku sendiri. Malam itu sepi dan hujan di luar sana. Kak Tari sedang nonton televisi. Aku lihat kedua anaknya sudah tidur. Aku keluar dari kamar dan ke ruang depan. Tampak Kak Tari asyik menonton tv. Saat itu sedang ada sinetron.

"Nggak tidur Had?", tanyanya.
"Masih belum ngantuk Kak", jawabku.
Aku duduk di sebelahnya. Entah kenapa lagi-lagi dadaku berdebar kencang. Aku bersandar di sofa, aku tidak melihat tv tapi melihat Kak Tari. Ia tak menyadarinya. Lama kami terdiam.
"Kamu banyak diam ya", katanya.
"Eh..oh, iya", kataku kaget.
"Mau ngobrolin sesuatu?", tanyanya.
"Ah, enggak, pingin nemeni Kak Tari aja", jawabku.
"Ah kamu, ada-ada aja"
"Serius Kak"
"Makasih"
"Restorannya gimana Kak? Sukses?"
"Lumayanlah, sekarang bisa waralaba. Banyak karyaHadnya, urusan kerjaan semuanya tak serahin ke general managernya. Kak sewaktu-waktu saja ke sana", katanya. "Gimana kuliahmu?"
"Ya, begitulah Kak, lancar saja", jawabku.

Aku memberanikan diri memegang pundaknya untuk memijat. "Saya pijetin ya Kak, sepertinya Kak capek".
"Makasih, nggak usah ah"
"Nggak papa koq Kak, cuma dipijit aja, emangnya mau yang lain?"
Ia tersenyum, "Ya udah, pijitin saja"
Aku memijiti pundaknya, punggungnya, dengan pijatan yang halus, sesekali aku meraba ke bahunya. Ia memakai tshirt ketat. Sehingga aku bisa melihat lekukan tubuh dan juga tali bh-nya. Dadanya Kak Tari besar juga. Tercium bau harum parfumnya.
"Kamu sudah punya pacar Had?", tanya Kak Tari.
"Nggak punya Kak"
"Koq bisa nggak punya, emang nggak ada yang tertarik ama kamu?"
"Saya aja yang nggak tertarik ama mereka"
"Lha koq aneh? Denger dari mama kamu katanya kamu itu sering dikirimi surat cinta"
"Iya, waktu SMU. Kalau sekarang aku menemukan cinta tapi sulit mengatakannya"
"Masa'?"
"Iya Kak, orangnya cantik, tapi sudah janda", aku mencoba memancing.
"Siapa?"
"Kak Tari".
Ia ketawa, "Ada-ada saja kamu ini".
"Aku serius Kak, nggak bohong, pernah Kak tahu aku bohong?",
Ia diam.

"Semenjak aku bertemu Kak Tari, jantungku berdetak kencang. Aku tak tahu apa itu. Sebab aku tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Semenjak itu pula aku menyimpan perasaanku, dan merasa nyaman ketika berada di samping Kak Tari. Aku tak tahu apakah itu cinta tapi, kian hari dadaku makin sesak. Sesak hingga aku tak bisa berpikir lagi Kak, rasanya sakit sekali ketika aku harus membohongi diri kalau aku cinta ama Kak", kataku.

"Had, aku ini bibimu", katanya.
"Aku tahu, tapi perasaanku tak pernah berbohong Kak, aku mau jujur kalau aku cinta ama Kak", kataku sambil memeluknya dari belakang.

Cerita Seks Yang Tertunda - Lama kami terdiam. Mungkin hubungan yang kami rasa sekarang mulai canggung. Kak Tari mencoba melepaskan pelukanku.
"Maaf Had, Kak perlu berpikir", kata Kak Tari beranjak. Aku pun ditinggal sendirian di ruangan itu, tv masih menyala. Cukup lama aku ada di ruangan tengah, hingga tengah malam kira-kira. Aku pun mematikan tv dan menuju kamarku. Sayup-sayup aku terdengar suara isak tangis di kamar Kak Tari. Aku pun mencoba menguping.

"Apa yang harus aku lakukan?….Apa…"

Aku menunduk, mungkin Kak Tari kaget setelah pengakuanku tadi. Aku pun masuk kamarku dan tertidur. Malam itu aku bermimpi basah dengan Kak Tari. Aku bermimpi bercinta dengannya, dan paginya aku dapati celana dalamku basah. Wah, mimpi yang indah.

Paginya, Kak Tari selesai menyiapkan sarapan. Anak-anaknya sarapan. Aku baru keluar dari kamar mandi. Melihat mereka dari kejauhan. Kak Tari tampak mencoba untuk menghindari pandanganku. Kami benar-benar canggung pagi itu. Hari ini nggak ada kuliah. Aku bisa habiskan waktu seharian di rumah. Setelah ganti baju aku keluar kamar. Tampak Kak Tari melihat-lihat isi kulkas.

"Waduh, Had, bisa minta tolong bantu Kak?", tanyanya.
"Apa Kak?"
"Kak mau belanja, bisa bantu Kak belanja? Sepertinya isi kulkas udah mau habis",katanya.
"OK"
"Untuk yang tadi malam, tolong jangan diungkit-ungkit lagi, aku maafin kamu tapi jangan dibicarakan lagi", katanya. Aku mengangguk.

Lalu kami pergi belanja. Lumayan banyak belanjaan kami. Dan aku menggandeng tangan Kak Tari. Kami mirip sepasang suami istri, Kak Tari rasanya nggak menolak ketika tangannya aku gandeng.Mungkin karena barang bawaannya banyak. Di mobil pun kami diam. Setelah belanja banyak itu kami tak mengucapkan sepatah kata pun. Namun setiap kali aku bilang ke Kak Tari bahwa perasaanku serius.

Cerita Seks Yang Tertunda
Hari-hari berlalu. Aku terus bilang ke Kak Tari bahwa aku cinta dia. Dan hari ini adalah hari ulang tahunnya. Aku membelikan sebuah gaun. Aku memang menyembunyikannya. Gaun ini sangat mahal, hampir dua bulan uang sakuku habis. Terpaksa nanti aku minta ortu kalau lagi butuh buat kuliah.
Saat itu anak-anak Kak Tari sedang sekolah. Kak Tari merenung di sofa. Aku lalu datang kepadanya. Dan memberikan sebuah kotak hadiah.

"Apa ini?", tanyanya.
"Kado, Kak Tarikan ulang tahun hari ini",
Ia tertawa. Tampak senyumnya indah hari itu. Matanya berkaca-kaca ia mencoba menahan air matanya. Ia buka kadonya dan mengambil isinya. Aku memberinya sebuah gaun berwarna hitam yang meHad.

"Indah sekali, berapa harganya?", tanyanya.
"Ah nggak usah dipikirkan Kak", kataku sambil tersenyum. "Ini kulakukan sebagai pembuktian cintaku pada Kak"
"Sebentar ya", katanya. Ia buru-buru masuk kamar sambil membawa gaunnya.
Tak perlu lama, ia sudah keluar dengan memakai baju itu. Ia benar-benar cantik.
"Bagaimana Had?", tanyanya.
"Cantik Kak, Super!!", kataku sambil mengacungkan jempol.
Ia tiba-tiba berlari dan memelukku. Erat sekali, sampai aku bisa merasakan dadanya. "Terima kasih"
"Aku cinta kamu Kak", kataku.
Kak Tari menatapku. "Aku tahu"

Cerita Seks Yang Tertunda - Aku memajukan bibirku, dan dalam sekejap bibirku sudah bersentuhan dengan bibirnya. Inilah first kiss kita. Aku menciumi bibirnya, melumatnya, dan menghisap ludahnya. Lidahku bermain di dalam mulutnya, kami berpanggutan lama sekali. Kak Tari mengangkat paha kirinya ke pinggangku, aku menahannya dengan tangan kananku. Ia jatuh ke sofa, aku lalu mengikutinya.

"Aku juga cinta kamu Had, dan aku bingung", katanya.
"Aku juga bingung Kak"

Kami berciuman lagi. Kak Tari berusaha melepas bajuku, dan tanpa sadar, aku sudah hanya bercelana dalam saja. Kont*lku yang menegang menyembul keluar dari celana dalam. Aku membuka resleting bajunya, kuturunkan gaunnya, saat itulah aku mendapati dua buah bukit yang ranum. Dadanya benar-benar besar. Kuciumi putingnya, kulumat, kukunyah, kujilati. Aku lalu menurunkan terus hingga ke bawah. Ha? Nggak ada celana dalam? Jadi tadi Kak Tari ke kamar ganti baju sambil melepas celana dalamnya.

"Nggak perlu heran Had, Kak juga ingin ini koq, mungkin inilah saat yang tepat", katanya.
Aku lalu benar-benar menciumi keHaditaannya. Kulumat, kujilat, kuhisap. Aku baru pertama kali melakukannya. Rasanya aneh, tapi aku suka. Aku cinta Kak Tari. Kak Tari meremas rambutku, menjaKakku. Ia menggelinjang. Kuciumi pahanya, betisnya, lalu ke jempol kakinya. Kuemut jempol kakinya. Ia terangsang sekali. Jempol kaki adalah bagian paling sensitif bagi wanita.

"Tidak Had, jangan….AAAHH", Kak Tari memiawik.
"Kenapa Kak?" kataku.
Tangannya mencengkram lenganku. Vaginanya basah sekali. Ia memejamkan mata, tampak ia menikmatinya. "Aku keluar Had"
Ia bangkit lalu menurunkan celana dalamku. Aku duduk di sofa sambil memperhatikan apa yang dilakukannya.
"Gantian sekarang", katanya sambil tersenyum.

Ia memegang Kont*lku, diremas-remas dan dipijat-pijatnya. Oh…aku baru saja merasakan Kont*lku dipijat Hadita. Tangan Kak Tari yang lembut, hangat lalu mengocok Kont*lku. Kont*lku makin lama makin panjang dan besar. Kak Tari menjulurkan lidahnya. Dia jilati bagian pangkalnya, ujungnya, lalu ia masukkan ujung Kont*lku ke dalam mulutnya. Ia hisap, ia basahi dengan ludahnya. Ohh…sensasinya luar biasa.

"Kalau mau keluar, keluar aja nggak apa-apa Had", kata Kak Tari.
"Nggak Kak, aku ingin keluar di situ aja?", kataku sambil memegang liang keHaditaannya.
Ia mengerti, lalu aku didorongnya. Aku berbaring, dan ia ada di atasku. Pahanya membuka, dan ia arahkan Kont*lku masuk ke liang itu. Agak seret, mungkin karena memang ia tak pernah bercinta selain dengan suaminya. Masuk, sedikit demi sedikit dan bless….Masuk semuanya. Ia bertumpu dengan sofa, lalu ia gerakkan atas bawah.

"Ohh….Had…enak Had…", katanya.
"Ohhh…Kak…Kak Tari…ahhh…", kataku.

Dadanya naik turun. Montok sekali, aku pun meremas-remas dadanya. Lama sekali ruangan ini dipenuhi suara desahan kami dan suara dua daging beradu. Plok…plok..plok..cplok..!! "Waan…Kak keluar lagi…AAAHHHH"
Kak Tari ambruk di atasku. Dadanya menyentuh dadanku, aku memeluknya erat. Vaginanya benar-benar menjepitku kencang sekali. Perlu sedikit waktu untuk ia bisa bangkit. Lalu ia berbaring di sofa.

"Masukin Had, puaskan dirimu, semprotkan cairanmu ke dalam rahimku. Kak rela punya anak darimu Had", katanya.

Cerita Seks Yang Tertunda - Aku tak menyia-nyiakannya. Aku pun memasukkannya. Kudorong maju mundur, posisi normal ini membuatku makin keenakan. Aku menindih Kak Tari, kupeluk ia, dan aku terus menggoyang pinggulku. Rasanya udah sampai di ujung. Aku mau meledak. AARRRGGGHHHH….

"Oh Had…Had…Kak keluar lagi", Kak Tari mencengkram punggungku. Dan aku meneKakkan spermaku ke rahimnya, banyak sekali, sperma perjaka. Vaginanya Kak Tari mencengkramku erat sekali, aku keenakkan. Kami kelelahan dan tertidur di atas sofa, Aku memeluk Kak Tari.
Siang hari aku terbangun oleh suara ahand phone. Kak Tari masih di pelukanku. Kak Tari dan aku terbangun. Kami tertawa melihat kejadian lucu ini. Waktu jamnya menjemput anak-anak Kak Tari sepertinya.

Setelah itu entah berapa kali aku mengulanginya dengan Kak Tari, aku mulai mencoba berbagai gaya. Kak Tari sedikit rakus setelah ia menemukan partner sex baru. Ia suka sekali mengoral punyaku, mungkin karena punyaku terlalu tangguh untuk liang keHaditaannya. hehehe…tapi itulah cintaku, aku cinta dia dan dia cinta kepadaku. Kami akhirnya hidup bahagia, dan aku punya dua anak darinya. Sampai kini pun ia masih seperti dulu, tidak berubah, tetap cantik.

                                                                                                                                                            Cerita Sex Abg 17 Tahun, Cerita Seks Daun Muda, Cerita Seks Model, Cerita Seks Mahasiswi, Cerita Seks Terbaru, Cerita Seks Spg Bohay, Cerita Seks Abg Binal, Cerita Seks Terpanas, Cerita Sex Tante Jablay, Kumpulan Cerita Seks Bebas, Cerita Seks Tante Girang, Cerita Seks Abg Birahi, Cerita Seks perselingkuhan, Cerita Seks Birahi Perawat, Kumpulan Cerita Seks Seru, Cerita Seks Memek Ibu Kost, Cerita Seks Kenangan, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasa, Cerita Seks Darah Perawan, Cerita Seks Anak Kos, Cerita Seks Ayam Kampus, Cerita Seks Janda Hot, Cerita Seks Abg Sange Berat, Cerita Seks Abg Hot, Cerita Seks Pemerkosaan, Cerita Seks Janda Kembang.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.