Cerita Sex Terbaru 2016 - Cerita Sex  Dewasa | Cerita Sex  Bergambar | Sedarah Cerita Mesum | Cerita Sex Remaja | Cerita Seks Panas | Cerita Seks Hot Cerita Dewasa Xxx  | Cerita Seks 18 -
Perkenalkan nama panggilanku Elena. Aku baru berumur 18 tahun. Tinggiku lumayan sekitar 168 cm dan warna kulitku kuning bersih. Rambutku panjang, buah dadaku lumayan besar. Sangat seimbang antara tinggi dan berat badanku. Aku belum mempunyai pacar. Pengalaman ini terjadi kira-kira Desember tahun 2009. Pengalaman ini tidak asal-asalan tapi berdasarkan cerita asli yang kualami di tahun 2009.

Bermula saat aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Hasim. Orangnya tampan, tinggiku kira-kira 168cm dan badannya atletis. Pokoknya sesuai dengan laki-laki impianku. Perbedaan umur kami kira-kira 6 tahunan, dia baru saja lulus dari universitas swasta terkenal di Jakarta. Kami kenalan pada saat aku sedang mempersiapkan acara untuk perpisahan kelas 3 di SMU-ku. SMUku di kawasan Jakarta. Dan pada saat itu Hasim sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMU kami. Pada saat itu Hasim hanya melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah.

Cerita Seks Darah Perawan
Pada saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan pada saat kenalan tersebut kami sempat menukar nomor telepon rumah. Kira -kira tiga hari Lalu, Hasim menelepon ke rumahku.

“Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Elena, ini dari Hasim.”
“Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku kira sudah lupa.”
“Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, Lena ada acara nggak malam minggu ini.”
Aku sempat kaget Hasim mengajakku keluar malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok.
“Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada,” jawabku.
“Kenapa bisa begitu,” balas Hasim.
“Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi,” balasku lagi.
“Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu.”

Lalu aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Hasim tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak.

Tepat waktu itu malam minggu, Hasim datang dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Sesudah sekitar 15 menitan di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana. Di dalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Hasim menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat.

“Lena, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Hasim mesra.
“Sim, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar.”
“Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku.”
“Sim, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.”
Tiba-tiba tangan Hasim memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.”Aku juga Lena, begitu melihat kamu langsung tertarik.”

Cerita Seks Darah Perawan - Dan Hasim menarik tanganku hingga badanku ikut tertarik, lalu Hasim memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Hasim sudah ada di depan mataku. Dan pelan-pelan Hasim mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Hasim dan mencium bibirnya. Ciuman Hasim sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Hasim mulai meraba sekitar dadaku.

“Jangan Sim, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Sim,” jawabku.

Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Hasim karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.

“Lena, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.”

Akhirnya aku setuju, Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Hasim sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar, Hasim langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Hasim meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih ditutupi dengan baju.

Tiba-tiba Hasim membisikkan sesuatu di telingaku, “Lena, kamu membuat nafsuku naik.”
“Aku juga Sim,” balasku manja.

Lalu Hasim menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah Kont*lnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, Kont*l Hasim sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini. “Teruskan Lena, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama Lalu, tangan Hasim sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan.

Cerita Seks Darah Perawan - Tangan Hasim berhasil meremas payudaraku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Hasim meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-kali Hasim memegang puting payudaraku yang sudah keras. “Teruskan Sim, aku enak sekali..” Dan tanpa sengaja aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang pada saat itu memakai celana kain. “Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Hasim untuk memasuki celana dalam yang dipakainya. Dan sesaat Lalu aku sudah meremas-remas Kont*l Hasim yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu. “Teruskan Sim, aku enak sekali..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa.

“Kita langsung pulang ya Lena sudah malam,” pinta Hasim.

“Sim, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya selitar jam 21.30 dan sekarang masih pukul 20.15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra.

Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop. Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Hasim. Mudah-mudahan Hasim mengerti apa yang kuinginkan.

“Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga,” balas Hasim dengan nada gembira.

Sampai di senayan, Hasim memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Dan sesudah Hasim menghentikan mobilnya, tiba-tiba Hasim langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Hasim begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi.

Tiba-tiba Hasim melepaskan ciumannya. “Lena, aku ingin mencium payudaramu, bolehkan..” Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Hasim. Dan kulihat Hasim begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang payudaraku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki.

“Lena, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi payudaramu,” bisik Hasim.
“Iya, Sim, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan,” balasku manja.

Tak lama Lalu, Hasim dengan lembutnya menciumi payudaraku dan memainkan lidahnya di seputar puting payudaraku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu.

“Jangan berhenti Sim, teruskan ya… aku enak sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Hasim untuk membuka reitsleting celananya. Dan aku membukanya. Lalu Hasim mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepas oleh Hasim dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Hasim sudah terbuka dan tiba-tiba Hasim menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Hasim. Dan Hasim menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas sekali Kont*l Hasim yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang Kont*lnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut. Hasim masih terus menjilati payudaraku dan sekali-kali Hasim menggigit puting payudaraku.

“Sim, teruskan ya… jilat aja Sim, sesukamu..” desahku tak karuan.
Sementara aku masih terus memegang Kont*l Hasim. Dan sepertinya Hasim makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Hasim sudah tidak tahan lagi.
“Lena, kamu isap punyaku ya… mau nggak?”
“Isap bagaimana..”
“Tolong keluarin punyaku di mulutmu.”

Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Hasim, maka aku menurut saja apa permintaannya. Dan Hasim merubah posisi duduknya, Hasim menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Hasim.

“Sim, besar sekali punyamu.”
“Langsung aja Lena, aku sudah tidak tahan..”

Cerita Seks Darah Perawan - Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Hasim. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Hasim. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Hasim. Aku memang menikmati yang namanya Kont*l. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala Kont*l kepunyaan Hasim aku jilatin terus. Ah… benar-benar nikmat.

Cerita Seks Darah Perawan
Sekitar lima menit aku menikmati permainan punya Hasim, tiba-tiba, Hasim menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus Lena, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi..” Dan tidak lama sesudah itu, Hasim mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari Kont*l Hasim. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan Kont*l Hasim dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari Kont*l Hasim. Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Hasim. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Hasim kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku.

“Lena, aku sudah keluar, banyak ya..”
“Banyak sekali Sim, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.”
“Tidak apa-apa Lena..”

Lalu Hasim mengambil cairan yang terbuang di sekitar Kont*lnya dan menaruh ke payudaraku. Aku pun memperhatikan kelakuan Hasim. Dan Hasim mengelus-elus payudaraku. Akhirnya jam sudah tepat pukul 23.00. Dan aku diantar oleh Hasim tepat pukul 23.20. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Hasim esoknya.Dan, malam itu aku masih teringat akan Kont*l Hasim yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu.

Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Hasim menjemputku dan Hasim membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.

“Tempat apa ini Sim,” tanyaku.
“Lena, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih
aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau.”
“Entahlah Sim, aku masih takut tempat seperti ini.”
“Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.”

Sesampai di garasi mobil, kita keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang.

“Elena, kita santai di sini aja ya… mungkin sampai sore atau kita pulang sesudah magrib nanti, kamu mau..” pinta Hasim.
“Aku setuju saja Sim, terserah kamu.”
Sesudah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Hasim membaringkan badanku di tempat tidur. “Lena, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.” Aku setuju.

Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Hasim berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya. Terlihat sekali lagi dan sekarang lebih jelas lagi kepunyaan Hasim daripada malam kemarin. Ternyata kepunyaan Hasim lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap Hasim sudah terlihat bugil di depanku.

Hasim memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Hasim menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Hasim mengelus payudaraku yang sudah keras. Dan lama -kelamaan tangan Hasim sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Hasim jongkok tepat di depan Memekku. Hasim memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku.

“Lena, bodi kamu bagus sekali.”
Hasim sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma Memekku.
“Lena, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana.”
“Terserah kamu Sim, aku tidak peduli tentang perawanku, aku ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu..”

Cerita Seks Darah Perawan - Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Hasim. Lalu Hasim meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Hasim bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Hasim. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang sangat besar. Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti hubungan suami istri. Hasim menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah.

Begitu bibir Hasim sampai di Memekku yang sudah sangat basah, terasa olehku Hasim membuka lebar Memekku dengan jari-jarinya. Ah… nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Hasim sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di Memekku dan tangan Hasim sambil meremas payudaraku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat enak sekali. Sepertinya tidak kumur-siakan kenikmatan ini tiap detik. Hasim sekali-kali memasukan jarinya ke Memekku dan memasukkan lidahnya ke Memekku.

Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Hasim. “Sim, masukkan punyamu ke punyaku ya… masukannya pelan -pelan,” pintaku. Hasim lalu bangkit dari arah bawah. Dan menciumi bibirku. “Lena, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya.” “Tidak Sim, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.”Lalu Hasim melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali punya Hasim yang sangat besar sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku. Memekku sudah basah sekali. Dan kubimbing Kont*l Hasim agar tepat masuk di lubang Memekku. Pertama-tama memang agak sakit, tapi punyaku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Hasim berhasil masuk ke dalam lorong kenikmatanku.

“Oh… enak sekali,” jeritku.

Terasa seluruh lorong dan dinding Memekku penuh dengan Kont*l besar kepunyaan Hasim. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari Kont*l Hasim, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Hasim membisikkan sesuatu di telingaku.

“Lena, kamu sudah tidak perawan lagi.”
“Ngga apa-apa Sim, jangan dilepas dulu ya…”
“Terus Sim, goyang lebih kencang, aku enak sekali..”

Dengan posisi aku di bawah, Hasim di atas, kami melakukannya lama sekali. Hasim terus menciumi payudaraku yang sudah keras, Kont*l Hasim masih terbenam di Memekku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga.

“Hasim sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar.”
“Keluarin terus Lena, aku tidak akan melepaskan punyaku.”
“Sim, aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku keluar Sim, aku keluar.. keluar Sim..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Hasim langsung menciumi bibirku. Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya.

Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Hasim dan aku masih memeluk badan Hasim. Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin.

“Lena, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.”
Lalu kami berubah posisi ke enam sembilan. Hasim bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang.

“Lena punyamu lebar sekali.”
“Isap terus Sim, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali-kali.”

Aku terus mengisap punya Hasim sementara Hasim terus menjilati Memekku dan kami melakukannyasangat lama sekali. Kont*l Hasim yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Hasim di Memekku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri.

“Sim… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi honey…”
“Tahan sebentar Lena, aku juga mau keluar..”

Cerita Seks Darah Perawan - Tiba-tiba Hasim langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Hasim melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Hasim ingin memasukkan Kont*lnya ke Memekku. Dan sekali lagi Hasim memasukkan Kont*lnya ke Memekku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh Kont*l Hasim yang besar.

“Dorong yang keras Sim, lebih keras lagi,” desahku. Hasim menggoyangan badannya lebih cepat lagi.
“Iya Sim, seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu..”
“Lena, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar…”
“Aku juga Sim, sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya… aaa..”
“Lena… aku keluar..”
“Aku juga Sim… aaa… aa… terasa Sim, terasa sekali hangat spermamu..”
“Aduh, Lena… goyang terus Lena, punyaku lagi keluar…”
“Aduh Sim… enak sekali…”

Bibirku langsung menciumi bibir Hasim yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama Lalu kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur.

“Lena… spermaku sekarang ada di dalam punyamu.”
“Iya Sim…”
Tidak lama Lalu, Hasim membersihkan cairan spermanya di Memekku.
“Lena, kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab.”
“Iya Sim..” jawabku singkat.

Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali keluar pada saat Hasim menjilati Memekku dan sekali lagi pada saat Hasim memasukkan Kont*lnya ke Memekku. Hasim pun mengalami hal yang sama.

                                                                                                                                                           Cerita Sex Abg 17 Tahun, Cerita Seks Model, Cerita Seks Mahasiswi, Cerita Seks Terbaru, Cerita Seks Spg Bohay, Cerita Seks Abg Binal, Cerita Seks Daun Muda, Cerita Seks Terpanas, Cerita Sex Tante Jablay, Kumpulan Cerita Seks Bebas, Cerita Seks Tante Girang, Cerita Seks Abg Birahi, Cerita Seks perselingkuhan, Cerita Seks Birahi Perawat, Kumpulan Cerita Seks Seru, Cerita Seks Memek Ibu Kost, Cerita Seks Kenangan, Cerita Seks Kenikmatan, Cerita Seks Teman Sekantor, Cerita seks dewasa, Cerita Seks Darah Perawan, Cerita Seks Anak Kos, Cerita Seks Ayam Kampus, Cerita Seks Janda Hot, Cerita Seks Abg Sange Berat, Cerita Seks Abg Hot, Cerita Seks Pemerkosaan, Cerita Seks Janda Kembang.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.