Cerita Sex Terbaru 2016 - Cerita Sex Dewasa | Cerita Sex Bergambar | Sedarah Cerita Mesum | Cerita Sex Remaja | Cerita Seks Panas | Cerita Seks Hot | Cerita Dewasa Xxx | Cerita Seks 18 -
: Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Jadi seorang pengusaha dengan segala kesibukan membuatku kadang merasa suntuk dengan segala urusn yang gak kelar-kelar. Maka sering aku menyelakan waktu untuk nongkrong di sebuah cafe untuk sekedar merefres otak yang sudah penuh sambil menikmati lagu-lagu yang diputar dalam cafe tersebut. Cafe itu terasa nyaman dengan suasana yang remang-remang. Kadang aku juga mengajak klient usahaku untuk sekedar membicarakan urusan kerja di café itu. Pelayanan yang ramah membuat café disitu sangat ramai, dan semua orang pasti berpikiran yang sama kalau café itu tempat yang nyaman. Banyak juga muda-mudi yang berada dicafe itu. Cerita Sex Terbaru
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Malam itu waktu aku sedang duduk dicafe aku melihat satu sosok yang berbeda, yaitu penyanyinya. Malam itu penyanyinya berbeda dengan yang biasanya, kali ini penyanyinya kelihatan lebih muda dan kelihatan sangat cantik. Umurnya sekitar 28 tahunan, tubunya sangat ketat sekali dengan gaun yang menghiasinya saat bernyanyi. Sekejap aku langsung tertarik pada wanita itu, kemudian alu memanggil salah salah satu pelayan dan aku menuiskan satu request lagu aku sertai dengan uang seratus ribu aku suruh sampaikan kepada wanita itu. Setelah pelayan itu sampai dipanggung, aku melihatnya menuding kearahku, aku berpikir pasti pelayan itu member tahu kalau aku yang request lagu tersebut. Kemudian wanita cantik itu melihatku dan tersenyum, aku pun membalasnya dengan tersenyum dan melambaikan tanganku. Cerita Sex DaunMuda
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Tak lama langsung requestku dinaynyikan oleh wanita cantik itu, suaranya sungguh sangat merdu sekali. Suara dan penampilannya sangat cocok dengan suasana malam itu. Kupandangi terus wajah wanita itu, sesekali penyanyi itu juga melihatku dan tersenyum kepadaku, sungguh manis sekali senyumnya. Setelah kurang lebih 10 menit dia selesai bernyanyi kemudian penyanyi itu mendatangiku, dia mengucapkan terimakasih sambil menjulurkan tangannya seraya mengajakku berkenalan namanya Litta, aku kemudian juga langsung berdiri menyambutnya dan menyambut tangannya dan menyebutkan namaku adalah Randy. Kemudian aku mempersilahkannya untuk duduk dimejaku. Dan lantas kami ngobrol-ngobrol banyak. Cerita Sex Tante
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Setelah kami mengobrol panjang lebar akhirnya aku berjanji akan mengantar Litta pulang dan Litta jua tak menolaknya. Setelah semakin larut malam kira-kira jam 12 malam, waktu bernyanyi Litta sudah habis, dan aku langsung menghubungi Litta sembari menepati janjiku tadi. Kulihat sekilas Litta tidak nampak. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP-ku berbunyi. Cerita Sex HOT
“Litta.” tampak pesan SMS di HP-ku. Wah.. Litta meresponsku. Segera kutelepon dia.
“Hai.. Aku Randy. Kau dimana, Litta?”
“Hi Randy. Aku di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”
“Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa ringan dari Litta.
“Rayuan ala Randy, nih?”
“Lho.. Bukan rayuan kok. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang memang sexy.. Oh ya, pulang dari cafe jam berapa? Aku antar pulang ya?”
“Jam 24.00. Boleh. Tapi kulihat kau dengan temanmu?”
“Oh.. dia clientku. Sebentar lagi dia pulang kok. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”
“Okay.. Aku tunggu ya.”
“Okay.. See you soon, sexy..”
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Aku melanjutkan sebentar percakapan dengan client dan kemudian mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Setelah clientku pulang aku kembali ke cafe. Waktu masih menunjukkan pukul 23.30. Masih 30 menit lagi. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. 30 menit aku habiskan dengan memandang Litta yang menyanyi. Mataku terus menatap matanya sambil sesekali aku tersenyum. Kulihat Litta dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya. Dalam perjalanan mengantarkan Litta pulang, aku sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Litta tampak menggigil. Cerita Sex Perselingkuhan
“Randy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Litta sambil meraih tombol AC untuk menaikkan suhu. Tanganku segera menahan tangannya. Kesempatan untuk memegang tangannya.
“Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Aku tidak tahan panas. Suhu segini aku baru bisa. Kalau kamu naikkan, aku tidak tahan..” alasanku.
Aku memang ingin membuat Litta kedinginan. Kulihat Litta bisa mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Litta diam saja.
“Kugosok ya.. Biar hangat..” kataku datar. Aku memberinya stimuli ringan. Felica tersenyum. Dia tidak menolak.
“Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”
“Hampir semua musik aku suka. Oh ya, baru kali ini aku melihat penyanyi jazz wanita yang bisa bermain keyboard. Mainmu asyik lagi.”
“Haha.. Ini malam pertama aku main keyboard sambil menyanyi.”
“Oh ya? Tapi tidak terlihat canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” aku kemudian memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah aku bermain piano.
“What a Randy! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu bisa main piano yah?” Litta tampak terkejut. Mukanya terlihat penasaran.
“Yah, dulu main klasik. Lalu tertarik jazz. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Litta.
“Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, aku menerima ajakannya untuk masuk sebentar walaupun ini sudah hampir jam 1 pagi.
“Aku kontrak rumah ini dengan beberapa temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. Mungkin sekalian kencan dengan pacarnya.”
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Litta masuk kamarnya untuk mengganti baju. Aku tidak mendengar suara pintu kamar dikunci. Wah, kebetulan. Atau Litta memang memancingku? Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Litta berdiri hanya dengan bra dan celana dalam. Di tangannya ada sebuah kaos. Kukira Litta akan berteriak terkejut atau marah. Ternyata tidak. Dengan santai dia tersenyum.
“Maaf.. Aku mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alasan. Justru aku yang gugup melihat pemandangan indah di depanku.
“Di kamarku ada kamar mandinya kok. Masuk aja.”
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya aku melihat ada sebuah keyboard. Aku tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Aku memainkan lagu “Body and Soul” sambil menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. Tapi aku yakin Litta akan tertarik. Beberapa kali aku membuat kesalahan yang kusengaja. Aku ingin melihat reaksi Litta.
“Salah tuh mainnya.” komentar Litta. Dia ikut bernyanyi.
“Ajarin dong..” kataku.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Dengan segera Litta mengajariku memainkan keyboardnya. Aku duduk sedangkan Litta berdiri membelakangiku. Dengan posisi seperti memelukku dari belakang, dia menunjukkan sekilas notasi yang benar. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku. Wah.. Sudah jam 1 pagi. Aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Aku memalingkan mukaku. Kini mukaku dan Litta saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, berarti dia tidak bermaksud apa-apa denganku. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku. Kemudian dia berdiri. Aku ditolak.
“Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Oh ya.. Aku melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.
“Oh ya..” aku berdiri.
Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tapi aku tak menyerah. Segera kuraih tubuhnya dan kupeluk. Kemudian kuangkat ke kamar mandi!
“Eh.. Eh, apa-apaan ini?” Litta terkejut. Aku tertawa saja.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Kubawa dia ke kamar mandi dan kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya aku terima saja. Yang jelas aku terus berusaha mendapatkannya. Ternyata Litta malah tertawa. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Litta membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Bibir kami saling berlomba memberikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya dan membukanya. Kemudian bra dan celana pendeknya. Sementara Litta juga membuka kaos dan celanaku. Kami sama-sama tinggal hanya memakai celana dalam. Sambil terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut dan merangsang payudaranya. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya aku bisa meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.
“Agh..” kudengar rintihan Litta. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat dan basah. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.
“Egh..” aku menahan nafas ketika kurasakan tangan Litta menggenggam batang penisku dan meremasnya.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Tubuh Litta kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup sulit bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak bisa berbaring. Sewaktu Litta duduk, aku hanya bisa merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak bisa kuraih. Litta tidak mau duduk. Dia berdiri lagi dan menciumi puting dadaku.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Litta cukup aktif. Tangannya tak pernah melepas penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Litta. Kami bercumbu kembali. Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membuat kami saling merapat mencari kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari biasanya.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Aku menyalakan shower dan kemudian di bawah air yang mengucur dari shower, kami semakin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah dan seluruh tubuh, membuat tubuh kami makin panas. Makin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Litta. Sesekali Litta menggigit bibirku. Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Litta. Dari bahasa tubuhnya, Litta sangat menikmati pijatanku.
“Ogh.. Its nice, Randy.. Och..” Litta mengerang.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Lidahku mulai menjilati telinganya. Litta menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku. Aku merasakan payudara Litta makin tegang. Payudara dan putingnya terlihat begitu seksi. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.
“Payudaramu seksi sekali, Litta.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Litta memainkan bola matanya dengan genit.
“Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.
“Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. Aku menjilatnya persis di ujung putingnya.
“Ergh..” desah Litta. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan seluruh lidahku, aku menjilatnya. Kemudian aku menghisapnya dengan lembut, agak kuat dan akhirnya kuat. Tak lama kemudian Litta kemudian membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya.
“Ough.. Enak.. Ayo, Randy” Litta memintaku mulai beraksi.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Penisku perlahan menembus vaginanya. Aku mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku berusaha keras membuatnya merasakan kenikmatan. Litta dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kamu bekerja sama dengan harmonis saling memberi dan mendapatkan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.
“Agh.. Agh..” Litta mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.
“Come on, Randy.. Fuck me..” ceracaunya.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Rupanya Litta adalah tipe wanita yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat. Beberapa saat kemudian aku berhenti. Mengatur nafas dan mengubah posisi kami. Litta menungging dan aku ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Litta sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, kemudian memasukkan jariku.
“Hey.. Perih tau!” teriak Litta. Aku tertawa.
“Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tetapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli.
Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku hampir tiba. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.
“Aku mau nyampe, Litta..”
“Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.
“Aman, Randy. Aku ada obat anti hamil kok..” Litta meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Litta berteriak makin keras.
“Yes.. Aku juga hampir sampe, Randy.. come on.. come on.. oh yeah..”
Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..
“Aku orgasme. Sesaat kemudian kurasakan tubuh Litta makin bergetar hebat. Aku berusaha keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.
“Aarrgghh.. Yeeaahh..” Litta menyusulku orgasme.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Dia menjerit kuat sekali kemudian membalikkan badannya dan memelukku. Kami kemudian bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudara dan kemudian perutnya. Aku membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. Kemudian kuangkat dia. Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Litta tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.
“Thanks Randy.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku merasa belum hebat bercinta. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya. Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat lagi menutupi tubuh telanjangku.
“Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Litta. Tadi malah sudah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Litta tertawa.
“Kenalin, dia Gladys. Mbak.. Dia Randy.” aku menganggukkan kepalaku padanya.
“Hi Gladys..” sapaku.
Cerita Sex Penyanyi Cafe Plus Client Ranjangku - Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku mencari kaos dan celana pendek Litta dan memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 3 pagi. Aku harus pulang.